Kimi, Jawab Ini.

Kimi,

Rasa yang kurasakan, mulai terasa aneh. Rasanya rindu. 

Tapi, bukan untuk Kimi lagi.

Munafik kalau aku bilang aku tidak capek menunggu. Rasanya berat, mengetahui bahwa semakin hari kita akan menjadi semakin jauh. Mengetahui bahwa kamu hanya sekedar mengenal aku, dan aku tidak bisa melakukan apa-apa untuk merajut tali pertemanan yang lebih dekat.

Mungkin dahimu akan berkerut mengingat aku pernah berkata 'aku sudah menunggu selama berbulan-bulan, maka beberapa bulan lagi akan terasa baik-baik saja', namun sekarang aku malah menikung kata-kataku sendiri. Maaf. Faktor terbesar yang patut disalahkan adalah diriku sendiri, memang. Tapi, aku harap kamu mengerti, tidak mudah melihat kamu seperti itu.... Melihat kamu sekarang dekat dengan temanku sendiri.

Kadang kala aku berpikir, mengapa aku dulu menyukaimu, ya, Kim? Katanya, tak kenal maka tak sayang. Tapi, aku kok sudah suka sekali bahkan sebelum kita saling kenal?

Dari dulu aku sudah bertekad untuk tetap diam, berharap kalau memang jodoh itu ada, benang merah itu ada, takdir itu ada, kita akan bersatu bagaimanapun caranya. Tapi, kok berat ya, Kim? Mungkin aku memang seperti remaja kebanyakan. Labil, dan butuh kejelasan. Yang akan melengos meninggalkan sesuatu yang tidak pasti dan beralih ke 'hal' lain.

Aku harus bagaimana, ya? Bingung, Kim. Bantu aku menjawabnya, bisa?