Story Echoed on my Mind


Pagi ini, aku mengelap cermin seperti biasa. Debu-debu yang menempel kotor dan mengendap karena angin malam itu akan aku usap sampai tak bersisa. Semoga, sejengkal demi sejengkal, noda yang lambat laun hilang ini juga membawa pergi bayangan-bayangan masa laluku yang kelam.

Kemarin, aku melihat seekor merpati putih yang anggun di taman rumah sakit. Aku bertanya kepada langit dan tanah selepas senja. Aku bergumam, mengapa burung hidup dan manusia meninggal. Mengapa kadang kala manusia hidup, namun makhluk lain tiada.

Tak ada jawaban. Aku tak akan pernah memahami siklus.

Ketika jaminan untuk mati sudah kita genggam, apa yang harus kita lakukan? Sungguh aku ingin menampar orang-orang sok tegar yang berkata, “Aku sudah siap, tidak akan sakit, kita akan beristirahat dengan tenang diantara taburan bunga dan kebahagiaan”. Bagaimana mereka menyikapi hal ini dengan begitu pasti, begitu yakin?

Aku diajari dan memahami, bahwa suatu saat nanti, saat Kematian datang menjemputku, aku akan sendirian. Di alam kubur, akan begitu gelap sampai-sampai cahaya pun tidak akan ada artinya. Bila di dunia fana ini saja aku fobia gelap, lalu apa yang akan terjadi nantinya? Bisakah kita mengalami kematian setelah kematian?

Aku takut ditinggalkan, namun aku lebih merinding untuk meninggalkan. Terkadang, ketika aku tidur, aku mendengar suara-suara berbisik lirih, “...lebih baik, rasa sakitnya akan cepat hilang. Kita juga harus ikhlas. Disana dia tidak akan kesakitan lagi. Dia bisa tertawa, tersenyum, berlari lagi.”

Kalau disana aku tidak dapat melakukan hal-hal yang kucintai seperti di dunia ini, bagaimana? Kalau disana aku bahagia namun tidak bertaut dengan keluargaku seperti sekarang, harus bagaimana?

Aku ingin waktu. Aku menginginkan waktu lebih banyak, sekaligus waktu lebih sedikit agar aku dapat kembali ke masa lalu dan menyelami kehidupan mudaku tanpa rasa penyesalan sedikit-pun.

Aku tahu, itu semua tidak mungkin.

Jadi pagi ini, aku kembali mengelap cermin seperti biasa. Diiringi dengan rontoknya rambutku dan tersedotnya daging serta energiku. Pagi ini, aku mengelap cermin, dengan harapan semua noda yang ada di cermin itu maupun semua noda yang ada di masa laluku hilang tanpa bersisa, agar aku dapat bahagia. Pagi ini, aku mengelap cermin dan melihat seluruh bayangan yang ada disana habis terusap—termasuk pantulan bayangan dari diriku sendiri.


ditulis pagi-pagi buta, saat sedang sepi dan hanya ditemani merpati di taman rumah sakit.