Glow in the Dark


"Daridulu kok nggak ada kemajuan. Takut, kok, sama gelap. Takut itu sama Tuhan."

"Bukan takut, fobia."

"Alasan. Fobia, takut, you name it, sama aja."

"Beda. Saya takut sama Tuhan, tapi saya tidak mungkin fobia Tuhan. Beda kan?"

"Dengerin, ya. Sesuatu yang kamu takutkan itu pasti akan kamu hadapi suatu hari nanti. Kalau kamu meninggal nanti, kamu pikir alam kubur itu akan seperti apa? Nggak seperti tempat dugem yang penuh lampu warna-warni, Mbak. Malah, berlipat kali gelap dunia. Dan kamu nanti akan sendirian menghadapinya. Disini masih ada teman-temanmu yang bisa merangkul dan menghibur kamu. Di sana?"

"Kamu niat nggarai saya tambah takut?"

"Nggak gitu. Kamu pasti ingin bersinar terang di alam sana, kan? Bisa, bisa. Asal amal perbuatanmu di dunia baik, disana pasti kamu akan glow in the dark, diberi jalan dan penerangan. Apa kamu nggak mau glow in the dark di alam sini juga?"

"Caranya gimana?"

"Gampang. Sesuatu yang akan kamu hadapi nanti itu, kalau bisa dihadapi dari sekarang, ya dibiasakan untuk dihadapi dari sekarang. Pasti bisa. Pelan-pelan, asal jalan dan terus berlatih. Mantapkan keyakinanmu, kamu nggak bakal apa-apa, nggak akan ada kegelapan yang nyulik kamu. Saya nggak sabar menantikan versi baru kamu. Versi kamu yang tahan menghadapi gelap. Versi glow in the dark-mu."

"......"